Selain permintaan dan penawaran, hal yang memengaruhi fluktuasi harga emas adalah tingkat inflasi dan nilai tukar. Ketika inflasi dan nilai tukar stabil, maka harga emas cenderung stabil juga-atau bahkan turun secara bertahap. Tapi, sangat jarang sekali harga emas turun secara tajam.
Bagi masyarakat, emas tak hanya bisa dijadikan perhiasan tapi merupakan instrumen investasi jangka panjang. Emas banyak dipilih sebagai salah satu bentuk investasi karena nilainya cenderung stabil dan naik.
Namun demikian, bukannya emas tak pernah mengalami penurunan harga. Pergerakan naik atau turunnya harga emas senantiasa terjadi. Justru pergerakan ini harus kita pahami dengan baik, sehing ga kita mampu mengenali polanya. Kalau kita tahu persis polanya,
kita pasti bisa memutuskan untuk membeli atau menjual pada saat yang tepat.
Harga emas akan stagnan atau bahkan menurun apabila:
a. Inflasi Rendah dan Terkendali
Jika inflasi di negara maju relatif terkendali, harga emas cenderung stabil atau turun. Begitu juga jika inflasi di negeri ini cukup rendah, maka harga emas di pasar domestik akan stabil, atau bahkan turun perlahan-lahan. Banyak investor akan menjual emas dan menggelontorkan duitnya ke bursa saham atau properti.
Saat inflasi terkendali dan harga emas stabil, emas secara global kehilangan arti sebagai treasury. Fungsinya hanya tinggal sebagai jewelry alias perhiasan. Mereka yang membeli emas adalah yang benar-benar memerlukan manfaat kongkretnya sebagai perhiasan.
b. Bursa Saham Mengalami Kenaikan yang Kontinu
Bursa saham adalah jenis investasi yang menarik perhatian banyak investor. Selain bersifat likuid, juga kemungkinan memperoleh untung besar dalam waktu singkat. Tapi, risikonya juga tinggi. Pada saat bursa saham mengalami booming, indeks saham meningkat terus secara kontinu maka banyak investor yang menjual emas untuk membeli saham. Pengalihan alokasi investasi ini membuat harga emas tertekan. Permintaan di bursa saham membuat harga saham-saham terus meroket.
c. Iklim Politik Stabil
Stabilitas politik global maupun domestik biasanya membuat investor lebih “percaya diri” untuk bermain pada bidang-bidang investasi yang lebih berisiko. Termasuk saham dan transaksi futures. Emas menjadi inferior yang tidak menjadi pilihan banyak investor. Karena itu, harganya cenderung merosot.
d. Kurs Dolar AS Stabil atau Cenderung Melemah
Ketika ekonomi dan politik stabil, perdagangan internasional lancar-lancar saja, cadangan devisa aman, dan inflasi terkendalibiasanya dolar AS stabil. Bahkan cenderung melemah, mengikuti keseimbangan neraca pembayaran internasional. Jika ini terjadi, harga emas akan stabil. Kadang-kadang sedikit naik, kadang-kadang sedikit turun. Dalam satu tahun, kenaikan harga emas tidak melebihi kenaikan indeks saham.
e. Harga Minyak Stabil atau Turun
Begitu pula jika harga minyak stabil atau bahkan turun. Ini berarti perekonomian internasional tidak dibayang-bayangi inflasi. Ekonomi domestik juga relatif aman dari ancaman inflasi, sehingga harga-harga stabil. Pada saat-saat seperti ini, uang kertas memainkan fungsinya secara sempurna sebagai alat pembayaran dan store of value. Harga emas cenderung stabil. Kalau harga minyak turun, harga emas akan mengikutinya, walaupun tidak secara seketika.
f. Harga Komoditas Stabil atau Turun
Stabilnya harga komoditas dunia berarti inflasi terkendali. Jika semuanya baik-baik saja, dalam arti tidak ada gejolak politik atau makroekonomi, maka harga emas akan cenderung stabil. Investor akan menjual emasnya dan memindahkan uangnya ke bursa saham atau properti.
g. Aksi “Profit Taking”Para Spekulan
Biasanya, pada saat harga emas dianggap terlalu tinggi, banyak investor yang menjual emasnya. Bila banyak investor yang melakukannya, maka harga emas akan cenderung menurun.
Istilahnya, mereka melakukan aksi ambil untung (profit taking). Mereka yang melakukan aksi ini biasanya para spekulan yang menyimpan emas dalam jangka pendek, dan langsung menjualnya ketika harganya sudah naik dan ia mengantungi keuntungan.
h. Bank Sentral Memutuskan Menjual Cadangan Emasnya
CBGA (Central Bank Gold Agreement) adalah perjanjian yang bertujuan untuk mengendalikan, bukan me(arang penjualan emas oleh bank-bank sentral. Karena itu, pada saat tertentu bank-bank sentral mungkin saja akan menjual cadangan emasnya. Jika ini terjadi, tentu saja memberi pengaruh bagi harga emas. Besar kecilnya pengaruh tersebut ditentukan oleh besar kecilnya cadangan emas yang dilepas ke pasar bebas. Makin besar volumenya, makin besar pengaruhnya untuk menurunkan harga emas.
i. Siklus Permintaan Emas Menurun di Pasar Lokal
Ketika banyak orang menjual emasnya, ada kemungkinan harga mengalami penurunan. Ini mencerminkan keseimbangan penawaran dan permintaan dalam taraf lokal. Menjelang tahun ajaran baru atau usai Lebaran, banyak masyarakat menjual simpanan emasnya. Maklum, mereka memerlukan dana pendidikan yang jumlahnya tak sedikit. Usai Lebaran, banyak masyarakat yang memerlukan dana setelah uang mereka habis untuk keperluan Lebaran. Mereka menjual atau menggadaikan emasnya sambil menunggu gajian berikutnya.
Semua itu terjadi secara siklikal dan terus-menerus dari tahun ke tahun. Mungkin terjadinya hanya 1-2 bulan. Tetapi harga emas pada periode tersebut akan terkoreksi, wataupun dalam kisaran yang sempit. Tergantung pada berapa banyak emas yang dijuat oleh masyarakat.